Ketika produk sepeda motor mengalami regenerasi, tak jarang yang bilang bahwa produk lama itu lebih bagus daripada produk yang baru. Namun anehnya bila melihat data penjualan, justru yang paling laku terjual adalah produk baru padahal produk lama dan baru ditandemkan. Walaupun demikian ternyata memang ada produk lamanya yang lebih laku dibandingkan produk barunya. Nama produk itu adalah Honda Supra X 125 CW atau biasa dipanggil HSX 125. Masih menganut sistem pengabutan karburator, HSX 125 ini sebetulnya sudah mengalami penyegaran baik dari tampilan maupun "senjata" yang lebih baik pada dua tahun yang lalu tapi entah kenapa yang lebih diminati adalah versi lamanya alias versi karburator.
HSX 125 versi karbu bisa terjual 3-7 kali lipat lebih banyak daripada HSX 125 versi injeksi yang punya nama lengkap Honda Supra X 125 Helm-In PGM-FI. Padahal HSX 125 injeksi mempunyai ruang bagasi yang sangat luas, tampilan yang lebih segar serta elegan serta konsumsi bbm yang lebih baik sehingga jarak tempuh pada satu kali isi penuh bisa lebih jauh. Tak heran sudah dua tahun lebih berlalu semenjak HSX 125 injeksi meluncur, Astra Honda Motor (AHM) masih tetap menandemkan dan memproduksi HSX 125 versi karbu. Bahkan sebelum HSX 125 Helm-In PGM-FI muncul, HSX 125 Helm-In telah keluar terlebih dahulu dan yang sekarang telah dihentikan produksinya adalah HSX 125 Helm-In, bukan HSX 125 CW. Ini menandakan bahwa tidak peduli dengan peningkatan fitur yang ada pada HSX 125 Helm-In PGM-FI, konsumen lebih menyukai HSX 125 CW. Lalu apa penyebab konsumen lebih suka HSX 125 CW?Berikut adalah analisis saya.
- Konsumen lebih menyukai desain keseluruhan. Body kompak, padat dan elegan. Ditambah lagi sudah mengadopsi rem belakang menggunakan piringan cakram. Walaupun tenaga yang hanya 9 dk sebenarnya sudah cukup mampu dihentikan oleh sistem tromol pada rem belakang, namun tetap dicangkokkan agar terlihat lebih keren. Jangan pernah anggap remeh sebuah desain. Jadi teringat pada Mio Sporty yang cukup mampu meredam laju BeAT yang punya value of money lebih baik dari Mio Sporty namun cukup sulit untuk dijungkalkan karena desain Mio Sporty yang lebih kompak dan humanis.
- Harga yang kompetitif. Konsumen ingin sepeda motor yang keren namun tetap ramah di kantong. Ingin beli HSX 125 Helm-In PGM-FI tapi harganya 16 jutaan, mahal. Ada yang murah tapi kurang keren.
- Tidak mau repot. Biasanya ini terjadi di mana di daerahnya jarang terdapat bengkel resmi atau kalaupun ada tempatnya jauh sehingga bila membeli motor dengan teknologi injeksi, mereka harus repot-repot membawanya ke bengkel resmi karena bengkel umum belum siap dengan era injeksi. Lagipula mesinnya sederhana untuk yang versi karburator sehingga bila suatu saat terjadi sesuatu maka mereka minimal masih bisa mengerjakannya sendiri dan tidak terlalu merepotkan mereka. Mungkin ini salah satu alasan kenapa New Jupiter MX (NJMX) ATCW harus “tunduk” dalam hal penjualan karena adanya seperangkat alat pendinginan mesin alias radiator.
- Pikiran spare part injeksi mahal masih menjadi momok. Ketakutan bila memakai sepeda motor injeksi dan mengalami kerusakan, biayanya akan membengkak tinggi. Padahal sebenarnya tidak semuanya benar karena sebagian besar sama seperti karbu harganya.
Penjualan masih bagus maka produk lama masih dipertahankan. Namun bisa berarti bahwa pabrikan telah gagal dalam mengembangkan suatu produk baru. Apalagi tahun depan rencananya pabrikan akan hanya menjual produksi injeksi yang berarti ada kemungkinan HSX 125 CW akan benar-benar dihentikan produksinya. Lalu apakah gen Supra masih akan tetap berjaya tahun depan?
Posting Komentar